Sabtu, 13 Agustus 2011

Lelaki sejati


Aku bertanya pada Bunda, bagaimana memilih lelaki sejati? Bunda menjawab, Nak...
Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya....
Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.....
Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa ...
Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati ditempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati didalam rumah...
Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan...
Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu...
Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari banyaknya wanita yang memuja, tetapi komitmennya terhadap wanita yang dicintainya...
Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia menghadapi lika-liku kehidupan...

terindah

"KAMULAH ygTERINDAH ​,
karena kamu berharga dimataku
hiduplah seperti lilin yg rela hancur demi menerangi gelap nya malam ..
walau hati kan sakit tapi jiwa rela demi kebahagian ​orang yg di cintai

Rabu, 29 Juni 2011

Blog Maria Poppy Herlianty: selamat datang

Blog Maria Poppy Herlianty: selamat datang: "selamat datang di blog ini. blog ini dibuat untuk mendiskusikan bidang kesehatan. anda diundang untuk mengisi atau memberi komentar untuk me..."

Blog Maria Poppy Herlianty: selamat datang

Blog Maria Poppy Herlianty: selamat datang: "selamat datang di blog ini. blog ini dibuat untuk mendiskusikan bidang kesehatan. anda diundang untuk mengisi atau memberi komentar untuk me..."

PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI
HYPERTENSIVE HEART DISEASE (HHD)

v Definisi

Hypertensive heart disease (HHD) adalah penyakit komplikasi jantung istilah yang diterapkan untuk menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) atau hipertrofi ventrikel kiri (HVK), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis, yang disebabkan kerana peningkatan tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak langsung.

· Hipertrofi ventrikel kiri :

Hipertrofi ventrikel kiri didefinisikan sebagai suatu penambahan massa pada ventrikel kiri, sebagai respon miosit terhadap berbagai rangsangan yang menyertai peningkatan tekanan darah. Hipertrofi miosit dapat terjadi sebagai kompensasi terhadap peningkatan afterload. Rangsangan mekanik dan neurohormonal yang menyertai hipertensi dapat menyebabkan aktivasi pertumbuhan sel-sel otot jantung, ekspresi gen (beberapa gen diberi ekspresi secara primer dalam perkembangan miosit janin), dan hipertrofi ventrikel kiri. Sebagai tambahan, aktivasi sistem renin-angiotensin melalui aksi angiotensin II pada reseptor angiotensin I mendorong pertumbuhan sel-sel interstisial dan komponen matrik sel. Jadi, perkembangan HVK dipengaruhi oleh hipertrofi miosit dan ketidakseimbangan antara miosit dan struktur interstisium skeleton cordis.

Berbagai jenis pola hipertrofi ventrikel kiri telah dijelaskan, termasuk remodelling konsentrik, hipertrofi ventrikel kiri konsentrik, dan hipertrofi ventrikel kiri eksentrik. Hipertrofi ventrikel kiri konsentrik adalah peningkatan pada ketebalan dan massa ventrikel kiri disertai peningkatan tekanan dan volume diastolik ventrikel kiri, umumnya ditemukan pada pasien dengan hipertensi. Bandingkan dengan hipertrofi ventrikel kiri eksentrik, di mana penebalan ventrikel kiri tidak merata namun hanya terjadi pada sisi tertentu, misalnya pada septum. Hipertrofi ventrikel kiri konsentrik merupakan pertanda prognosis yang buruk pada kasus hiperetensi. Pada awalnya proses hipertrofi ventrikel kiri merupakan kompensasi perlindungan sebagai respon terhadap peningkatan tekanan dinding ventrikel untuk mempertahankan cardiac output yang adekuat, namun hipertrofi ventrikel kiri kemudian mendorong terjadinya disfungsi diastolik otot jantung, dan akhirnya menyebabkan disfungsi sistolik otot jantung.

v Etiologi

Tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja jantung, dan seiring dengan berjalannya waktu hal ini dapat menyebabkan penebalan otot jantung. Karena jantung memompa darah melawan tekanan yang meningkat pada pembuluh darah yang meningkat, ventrikel kiri membesar dan jumlah darah yang dipompa jantung setiap menitnya (cardiac output) berkurang. Tanpa terapi, gejala gagal jantung akan makin terlihat.

Tekanan darah tinggi adalah faktor resiko utama bagi penyakit jantung dan stroke. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung iskemik ( menurunnya suplai darah untuk otot jantung sehingga menyebabkan nyeri dada atau angina dan serangan jantung) dari peningkatan suplai oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang menebal.

Tekanan darah tinggi juga berpenaruh terhadap penebalan dinding pembuluh darah yang akan mendorong terjadinya aterosklerosis (peningkatan kolesterol yang akan terakumulasi pada dinding pembuluh darah). Hal ini juga meningkatkan resiko seangan jantung dan stroke. Penyakit jantung hipertensi adalah penyebab utama penyakit dan kematian akibat hipertensi.

v Pathofisiologi

Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga beban jantung bertambah. Sebagai akibatnya terjadi hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi. Hipertrofi ini ditandai dengan ketebalan dinding yang bertambah, fungsi ruang yang memburuk, dan dilatasi ruang jantung. Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung. Jantung semakin terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner. Angina pectoris juga dapat terjadi kerana gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang bertambah akibat penambahan massa miokard.

· Gambaran radiologis :
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat kerana hipertrofi konsentrik ventrikel kiri. Pada keadaan lanjut, apeks jantung membesar ke kiri dan bawah. Aortic knob membesar dan menonjol disertai klasifikasi. Aorta ascenden dan descenden melebar dan berkelok ( pemanjangan aorta/elongasio aorta).

· Gambaran klinik :
Pada stadium dini hipertensi, tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis. Jantung berdenyut cepat dan kuat. Terjadi hipersirkulasi yang mungkin sebagai akibat aktivitas neurohormonal yang meningkat disertai dengan hipervolemia. Pada stadium selanjutnya, timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertorfi ventrikel kiri yang difus, tahanan pembuluh darah perifer meningkat.
Gambaran klinik seperti sesak napas, salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolic, tekanan pengisisan ventrikel meningkat, walaupun fungsi sistolik masih normal. Bila berkembang terus, terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel, dan timbul gejala payah jantung. Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada factor koroner. Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aliran darah koroner akan memperburuk kelainan fungsi mekanik/ pompa jantung yang selektif.

v Diagnosa

Diagnosa penyakit jantung hipertensi didasarkan pada riwayat,pengkuran tekanan darah, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan awal pasien hipertensif harus menyertakan riwayat lengkap dan pemeriksaan fisis untuk mengkonfirmasi diagnosis hipertensi, menyaring faktor-faktor risiko penyakit kardiovaskular lain, menyaring penyebab-penyebab sekunder hipertensi, mengidentifikasi konsekuensi kardiovaskular hipertensi dan komorbiditas lain, memeriksa gaya hidup terkait-tekanan darah, dan menentukan potensi intervensi. Pengukuran tekanan darah yang terpercaya tergantung pada perhatian terhadap detail mengenai tekhnik dan kondisi pengukuran. Karena peraturan terkini yang melarang penggunaan merkuri karena perhatian mengenai toksisitas potensialnya, sebagian besar pengukuran dibuat menggunakan instrumen aneroid. Akurasi instrumen pengukur tekanan darah terotomatisasi harus dikonfirmasi. Pada pemeriksaan fisis, Habitus tubuh, seperti tinggi dan berat badan, harus dicatat. Pada pemeriksaan awal, tekanan harus diukur pada kedua lengan, dan lebih baik pada posisi terlentang, duduk dan berdiri untuk mengevaluasi keberadaan hipotensi postural. Pada pemeriksaan laboratorium meliputi Urinalisis mikroskopik, ekskresi albumin, BUN atau kreatinin serum, Natrium, kalium, kalsium, dan TSH serum, Hematokrit, elektrokardiogram, Glukosa darah puasa, kolesterol total, HDL dan LDL, trigliserida.

v Diagnosa Banding

Aterosklerosis Arteri Koroner

Permasalahan lain yang bisa diperkirakan:

Kardiomiopati hipertrofi

Jantung atlet

CHF karena penyebab lainnya

Fibrilasi atrium karena penyebab lainnya

Disfungsi diastolik karena penyebab lainnya

v Prognosis

Resiko komplikasi tergantung pada seberapa besar hipertropi ventrikel kiri. Semakin besar ventrikel kiri, semakin besar kemungkinan kompilkasi terjadi. Pengobatan hipertensi dapat mengurangi kerusakan pada ventrikel kiri. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa obat-obatan tertentu seperti ACE-Inhibitor, Beta-blocker, dan diuretik spinorolakton dapat mengatasi hipertropi ventrikel kiri dan memperpanjang kemungkinan hidup pasien dengan gagal jantung akibat penyakit jantung hipertensi. Bagaimanapun juga, penyakit jantung hipertensi adalah penyakit yang serius yang memiliki resiko kematian mendadak.

v Penatalaksanaan

Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua kategori—pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan pengobatan penyakit jantung hipertensi. Tekanan darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada pasien tanpa penyakit diabetes dan penyakit ginjal kronik dan kurang dari 130/90 pada pasien dengan penyakit diatas.

Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi:

· Pengaturan diet,

· Olahraga teratur,

· Penurunan berat badan, dan

· Obat-obatan untuk hipertensi, gagal jantung sekunder karena disfungsi diastolik dan sistolik, coronary artery disease, dan aritmia.

Pengaturan diet

Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau dengan obat-obatan yang menurunkan tekanan darah dapat menurunkan gejala gagal jantung dan bisa memperbaiki keadaan LVH.

Beberapa diet yang dianjurkan:

1. Rendah garam, beberapa studi mennjukkan bahwa diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pad pasien dengan hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi sistem renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah intake sodium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.

2. Diet tinggi potassium, dapat menurunkan tekanan darah tapi mekanismenya belum jelas. Pemberian potassium secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya di mediasi oleh nitric oxide pada dinding vaskular.

3. Diet kaya buah dan sayur mayur.

4. Diet rendah kolesterol, sebagai pencegah terjadinya penyakit jantung koroner.

5. Tidak mengkonsumsi alkohol.

Olahraga teratur

Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan jantung. Olaharaga isotonik dapat juga bisa meningkatkan fungsi endotel, vasodilatasi perifer, dan mengurangi katekolamin plasma.
Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dinjurkan untuk menurunkan tekanan darah.


Penurunan berat badan

Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal yang sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah.

Penurunan berat badan (1kg/minggu) sangat dianjurkan. Penrunan berat badan dengan menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus arena umumnya obat penurun berat badan yang terjual bebas mengandung simpatomimetik,sehingga dapat memningkatan tekanan darah, memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjainya eksaserbasi aritmia.
Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan MAO yang dapat meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya dengan obat antihipertesni.

Farmakoterapi

Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat menggunakan berbagai kelompok obat antihipertensi: thiazide, beta-blocker dan kombinasi alpha dan beta blocker, calcium channel blockers, ACE inhibitor, angiotensin receptor blocker dan vasodilator seperti hydralazine. Hampir pada semua pasien memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai tekanan darah yang diinginkan.

Penanganan LVH

LVH, tanda dari peningkatan resiko morbiditi dan mortalitas kardiovaskuler dan harus ditatalaksana secara agresif. Walaupun regeresi LVH belum secara jelas dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas tapi beberapa data dapat mendukung hipotesis ini. Obat-obatan yang digunakan untuk menatalaksana LVH adalah sama seperti penanganan hipertensi.

Penanganan disfungsi diastolik LV

Beberapa golongan antihipertensi—ACE inhibitor, beta-blocker, dan nondihydropyridine calcium channel blockers—telah membuktikan dapat memperbaiki parameter ekokardiographi pada simptomatik dan asimptomatik disfungsi diastolik dan gejala gagal jantung. Penanganan disfungsi sistolik LV :
• Diuretik digunakan untuk penatalaksanaan disfungsi sistolik LV
• ACE inhibitor digunakan untuk penurunan preload dan afterload dan mencegah kongesti pada paru dan sistemik
• Beta-blockers seperti cervedilol, metoprolol XL, dan bisoprolol dapat memperbaiki fungsi LV dan menurunkan mortalitas dan morbiditas dari gagal jantung. Terapi dimulai dengan dosis rendah , peningkatan dosis beta-blocker secara perlahan dan monitor secara ketat untuk menilai tanda dari gagal jantung.

ASKEP BEDAH JANTUNG

v Definisi

Bedah jantung adalah usaha atau operasi yang dikerjakan untuk melakukan koreksi kelainan anatomi atau fungsi jantung.

Operasi Jantung Dibagi Atas :

1. Operasi jantung terbuka, yaitu operasi yang dijalankan dengan membuka rongga jantung dengan memakai bantuan mesin jantung paru (mesin extra corporal).

2. Operasi jantung tertutup, yaitu setiap operasi yang dijalankan tanpa membuka rongga jantung misalnya ligasi PDA, Shunting aortopulmonal.

Tujuan Operasi Jantung :

Operasi jantung dikerjakan dengan tujuan baermacam-macam antara lain :

1. Koreksi total dari kelainan anatomi yang ada, misalnya penutupan ASD, Pateh VSD, Koreksi Tetralogi Fallot, Koreksi Transposition Of Great Arteri (TGA). Umumnya tindakan ini dikerjakan terutama pada anak-anak (pediatrik) yang mempunyai kelainan bawaan.

2. Operasi paliatif yaitu melakukan operasi sementara untuk tujuan mempersiapkan operasi yang definitif/total koreksi karena operasi total belum dapat dikerjakan saat itu, misalnya shunt aortopulmonal pada TOF, Pulmonal atresia.

3. Repair yaitu operasi yang dikerjakan pada katub jantung yang mengalami insufisiensi.

4. Replacement katup yaitu operasi penggantian katup yang mengalami kerusakan.

5. Bypass koroner yaitu operasi yang dikerjakan untuk mengatasi stenosis/sumbatan arteri koroner.

6. Pemasangan inplant seperti kawat ‘pace maker’ permanen pada anak-anak dengan blok total atrioventrikel.

7. Transplantasi jantung yaitu mengganti jantung seseorang yang tidak mungkin diperbaiki lagi dengan jantung donor dari penderita yang meninggal karena sebab lain.

v Diagnosa

Untuk menetapkan suatu penyakit jantung sampai kepada suatu diagnosis maka diperlukan tindakan investigasi yang cukup. Mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik/jasmani, laboratorium, maka untuk jantung diperlukan pemeriksaan tambahan sebagai berikut :

1. Elektrokardiografi (EKG) yaitu penyadapan hantaran listrik dari jantung memakai alat elektrokardiografi.

2. Foto polos thorak PA dan kadang-kadang perlu foto oesophagogram untuk melihat pembesaran atrium kiri (foto lateral).

3. Fonokardiografi

4. Ekhocardiografi yaitu pemeriksaan jantung dengan memakai gelombang pendek dan pantulan dari bermacam-macam lapisan di tangkap kembali. Pemeriksaan ini terdiri dari M. mode dan 2 Dimentional, sehingga terlihat gambaran rongga jantung dan pergerakan katup jantung. Selain itu sekarang ada lagi Dopler Echocardiografi dengan warna, dimana dari gambaran warna yang terlihat bisa dilihat shunt, kebocoran katup atau kolateral.

5. Nuklir kardiologi yaitu pemeriksaan jantung dengan memakai isotop intra vena kemudian dengan “scanner” ditangkap pengumpulan isotop pada jantung. Dapat dibagi :

1. Perfusi myocardial dengan memakai Talium.

2. Melihat daerah infark dengan memakai Technetium pyrophospate.

3. Blood pool scanning.

6. Kateterisasi jantung yaitu pemeriksaan jantung dengan memakai kateter yang dimasukan ke pembuluh darah dan didorong ke rongga jantung. Kateterisasi jantung kanan melalui vena femoralis, kateterisasi jantung kiri melalui arteri femoralis. Pemeriksaan kateterisasi bertujuan :

a) Pemeriksaan tekanan dan saturasi oksigen rongga jantung, sehingga diketahui adanya peningkatan saturasi pada rongga jantung kanan akibat suatu shunt dan adanya hypoxamia pada jantung bagian kiri.

b) Angiografi untuk melihat rongga jantung atau pembuluh darah tertentu misalnya LV grafi, aortografi, angiografi koroner dll.

c) Pemeriksaan curah jantung pada keadaan tertentu.

7. Pemeriksaan enzym khusus, yaitu pemeriksaan enzym creati kinase dan fraksi CKMB untuk penentuan adanya infark pada keadaan “ unstable angin pectoris”.

PENYAKIT JANTUNG REMATIK

RHEUMATIC HEART DISEASE (RHD)

v Definisi

Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral) sebagai akibat adanya gejala sisa dari Demam Rematik (DR).

Demam rematik merupakan suatu penyakit sistemik yang dapat bersifat akut, subakut, kronik, atau fulminan, dan dapat terjadi setelah infeksi Streptococcus beta hemolyticus group A pada saluran pernafasan bagian atas. Demam reumatik akut ditandai oleh demam berkepanjangan, jantung berdebar keras, kadang cepat lelah. Puncak insiden demam rematik terdapat pada kelompok usia 5-15 tahun, penyakit ini jarang dijumpai pada anak dibawah usia 4 tahun dan penduduk di atas 50 tahun.

Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara adekuat, Maka sangat mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung rematik. Infeksi oleh kuman Streptococcus Beta Hemolyticus group A yang menyebabkan seseorang mengalami demam rematik dimana diawali terjadinya peradangan pada saluran tenggorokan, dikarenakan penatalaksanaan dan pengobatannya yang kurah terarah menyebabkan racun/toxin dari kuman ini menyebar melalui sirkulasi darah dan mengakibatkan peradangan katup jantung. Akibatnya daun-daun katup mengalami perlengketan sehingga menyempit, atau menebal dan mengkerut sehingga kalau menutup tidak sempurna lagi dan terjadi kebocoran.

v Gejala

Penderita umumnya megalami sesak nafas yang disebabkan jantungnya sudah mengalami gangguan, nyeri sendi yang berpindah- pindah, bercak kemerahan di kulit yang berbatas, gerakan tangan yang tak beraturan dan tak terkendali (korea), atau benjolan kecil-kecil dibawah kulit. Selain itu tanda yang juga turut menyertainya adalah nyeri perut, kehilangan berat badan, cepat lelah dan tentu saja demam.

v Pathofisiologi

Patofisiologi Demam. Demam akan berkembang jika termostat bergeser ke posisi lebih tinggi. Ketika suhu tubuh meninggi, kulit secara paradoks menjadi dingin. Pergeseran akan menyebabkan gemetaran. Hal ini terjadi karena tubuh kita “menganggap” suhu lingkungan diterjemahkan sebagai dingin karena kejadiannya begitu mendadak.

Sitokin-sitokin seperti IL-1, IL-6 dan TNF merupakan mediator reaksi terjadinya demam. Sitokin ini dihasilkan oleh leukosit dan jenis sel lainnya sewaktu merespon infeksi atau reaksi-reaksi imunologis dan toksit yang dilepaskan dalam sirkulasi.

v Diagnosa

Selain dengan adanya tanda dan gejala yang tampak secara langsung dari fisik, umumnya dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium, misalnya; pemeriksaan darah rutin, ASTO, CRP, dan kultur ulasan tenggorokan. Bentuk pemeriksaan yang paling akurat adalah dengan dilakukannya echocardiografi untuk melihat kondisi katup-katup jantung dan otot jantung.

v Pengobatan

Apabila diagnosa penyakit jantung rematik sudah ditegakkan dan masih adanya infeksi oleh kuman Streptococcus tersebut, maka hal utama yang terlintas dari Tim Dokter adalah pemberian antibiotika dan anti radang. Misalnya pemberian obat antibiotika penicillin secara oral atau benzathine penicillin G. Pada penderita yang allergi terhadap kedua obat tersebut, alternatif lain adalah pemberian erythromycin atau golongan cephalosporin. Sedangkan antiradang yang biasanya diberikan adalah Cortisone and Aspirin.

Penderita dianjurkan untuk tirah baring dirumah sakit, selain itu Tim Medis akan terpikir tentang penanganan kemungkinan terjadinya komplikasi seperti gagal jantung, endokarditis bakteri atau trombo-emboli. Pasien akan diberikan diet bergizi tinggi yang mengandung cukup vitamin.

Penderita Penyakit Jantung Rematik (PJR) tanpa gejala tidak memerlukan terapi. Penderita dengan gejala gagal jantung yang ringan memerlukan terapi medik untuk mengatasi keluhannya. Penderita yang simtomatis memerlukan terapi surgikal atau intervensi invasif. Tetapi terapi surgikal dan intervensi ini masih terbatas tersedia serta memerlukan biaya yang relatif mahal dan memerlukan follow up jangka panjang.

v Pencegahan

Jika kita lihat diatas bahwa penyakit jantung paru sangat mungkin terjadi dengan adanya kejadian awal yaitu demam rematik (DR), Tentu saja pencegahan yang terbaik adalah bagaimana upaya kita jangan sampai mengalami demam rematik (DR) (terserang infeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus).

Ada beberapa faktor yang dapat mendukung seseorang terserang kuman tersebut, diantaranya faktor lingkungan seperti kondisi kehidupan yang jelek, kondisi tinggal yang berdesakan dan akses kesehatan yang kurang merupakan determinan yang signifikan dalam distribusi penyakit ini. Variasi cuaca juga mempunyai peran yang besar dalam terjadinya infeksi streptococcus untuk terjadi DR.

Seseorang yang terinfeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus dan mengalami demam rematik, harus diberikan therapy yang maksimal dengan antibiotiknya. Hal ini untuk menghindarkan kemungkinan serangan kedua kalinya atau bahkan menyebabkan Penyakit Jantung Rematik.

Minggu, 26 Juni 2011

ILMU GIZI



A. PENGERTIAN ILMU GIZI
1. Nutrisi = Gizi
Kata gizi berasal dari bahasa Arab “gizzah”, dalam bahasa latin “nutrire”
artinya makanan atau zat makanan sehat.
Ilmu gizi adalah ilmu tentang makanan, zat-zat gizi, dan substansi yang terkandung didalamnya, peran dan keseimbangannya, untuk kesehatan dan masalah kesehatan.
Definisi ilmu gizi adalah proses tubuh memanfaatkan makanan yang dimulai dari mengunyah, menelan, mencerna, menyerap, mendistribusi, menggunakan dan membuang yang tidak terpakai.
2. Zat Gizi
Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsi yaitu menghasilkan energi, membangun sel-sel, memelihara jaringan dan mengatur proses-proses tubuh.
3. Status Gizi
Keadaan tubuh/ekspresi
sebagai akibat komsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi.
1) GIZI BURUK
= KEP (Kekurangan Energi Protein) / Energi,
Kwaskhiorkor / Protein.
2) GIZI KURANG
= Yodium, Vit A, Zat Besi, Vit C, dll.
3) GIZI BAIK
= Normal, baik
4) GIZI LEBIH
= Obesitas.
4. Malnutrisi (Gizi Salah)
Adalah keadaan patologis akibat kekurangan/kelebihan secara relatif
maupun absolut satu atau lebih zat gizi.
Ada 4 bentuk malnutrisi :
1) UNDER NUTRITION =
Kekurangan
komsumsi
pangan
secara relatif / absolut untuk waktu tertentu contoh bencana alam.
2) UNDER NUTRITION =
Kelebihan
komsumsi
makanan
untuk periode tertentu contoh panen raya.
3) SPECIFIC DEFISIENCY=
Kekurangan zat gizi waktu tertentu,
contoh vit A, vit. C, FE, dl
4) INBALANCE
=
Karena disproporsi zat gizi contoh
kolesterol dikarenakan tidak seimbangnya kadar LDL, HDL, VLDL.
5. Bahan Makanan
Makanan yang dalam keadaan mentah atau setengah jadi.
6. Makanan Pokok
Merupakan jenis / kelompok makanan yang sering dikomsumsi atau
memiliki frekwensi sering dimakan dibanding yang lainnya.
7. DIET/DIIT
Adalah suatu istilah untuk mengetahui seberapa banyak jumlah dan jenis bahan makanan / minuman yang dikomsumsi seseorang dalam membantu menyembuhkan penyakit, mempertahankan kondisi kesehatan tubuh kita.
B. KEBUTUHAN GIZI DAN AKIBAT YANG TIMBUL PADA TUBUH
Makanan sehari-hari yang kita makan dan pilih dengan baik akan memberikan semua zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berfungsi secara normal dan agar kita tetap hidup.
Bila makanan tidak dipilih dengan baik maka akan mengalami kekurangan zat-
zat gizi esensial tertentu.
Zat gizi esensial adalah zat gizi yang harus didatangkan dari makanan.
Ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh :
Memberi energi = Karbohidrat, lemak dan protein
Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh= protein, air dan mineral.
Pengatur proses tubuh = protein, mineral air dan vitamin.
Akibat gangguan gizi pada fungsi tubuh :
a. Bila kekurangan
Kekurangan gizi secara umum baik kurang secara kualitas dan kuantitas
menyebabkan gangguan pada proses-proses tubuh seperti :
Gangguan pertumbuhan
Gangguan produksi kerja
Gangguan pertahanan tubuh
Gangguan struktur dan fungsi otak
Gangguan perilaku
b. Bila kelebihan
Gizi lebih menyebabkan terjadinya kegemukan atau obesitas, dan merupakan salah satu faktor resiko dalam terjadinya berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes, jantung koroner, hati dan penyakit kantong empedu, dll.
KARBOHIDRAT
A. Definisi
Karbohidrat adalah campuran atau ikatan organik yang mengandung unsur- unsur Carbon (C), Hidrogen (H), dan oksigen (O), rumus umum : Cn H2n On. Rumus molekulnya CH2O.
B. Klasifikasi
Klasifikasi KH sesuai dengan kenyataan bahwa semua bentuknya berasal
dari glukosa yang sering disebut Gula (Sacharida).
Menurut bentuknya KH diklasifikan atas tiga :
1. Monosakarida
2. Disakarida
3. Polisakarida
C. Fungsi KH
1. Sumber utama energi tubuh.
2. Pemberi rasa manis pada makanan fruktosa, glukosa, maltosa, dan laktosa.
3. Penghemat protein maksudnya bila KH kurang dalam tubuh maka protein
yang dipakai dan bila sebaliknya, maka protein dipakai untuk pertumbuhan.
4. Pengatur metabolisme lemak normal.
Bila KH tidak cukup maka dalam jumlah besar akan memakai lemak yang
menghasilkan energi dan produk tubuh berupa asam keton.
5. Membantu pengeluaran faeses.
Dengan cara mengatur peristaltic usus dan membentuk pada faeses.
6. Laktosa dapat menetap lebih lama dalam usus dibanding disakarida lain, hingga membantu meningkatkan pertumbuhan bakteri yang berguna dalam efek pencahar dan memproduksi vitamin-vitamin tertentu dalam usus
MINERAL
A. Definisi
Mineral adalah suatu zat gizi an organik yang merupakan abu bahan biologi, yang tersisa setelah pembakaran bahan-bahan organik dari makanan atau jaringan tubuh dalam bentuk ion-ion.
B. Klasifikasi
Secara umum klasifikasi mineral dikelompokkan atas dua, yaitu :
1. Macromineral, adalah mineral yang ditemukan dalam jumlah banyak dalam tubuh, misalnya Calcium (Ca), Phosphor (P), Kalium (K), Cl (Cinlor), Mg (Magnesium), Sulfur (S).
2. Micromineral adalah mineral yang ditemukan dalam jumlah sedikit didalam tubuh, tapi sangat penting dalam proses metabolisme tubuh, misalnya : Fe (Ferum), Cu (Cuprum), Co (Cobalt), Mn (Mangan), Zn (Zimcum), dan I, Se, F.
C. Fungsi Protein
1. Sebagai building material, dimana sebagian besar merupakan mineral tulang
dan hanya sebahagian kecil sebagai bagian-bagian tubuh lainnya.
Misalnya :
- Tulang dan gigi oleh Ca, P
- Rambut, kuku, kulit oleh Sulfur
- Darah oleh Fe, Ca, Na, P, Cu, dan garam2an
2. Sebagai body regulator disini sebagai pengatur proses-proses tubuh yang
esensial dalam berbagai reaksi fisik dan kimia metabolisme tubuh.
Misalnya :
- Keseimbangan asam dan basa oleh Cl, S, Ca, Na, K, Fe, Mg.
- Keseimbangan cairan oleh Na, K
- Kontraksi otot oleh Na, K, Mg